Limbah organik adalah berbagai jenis limbah baik yang berbentuk padat atau cair yang masih bisa diuraikan oleh mikroorganisme. Sementara, kompos adalah hasil penguraian / pembusukan sebagian (tidak lengkap) dari campuran bahan-bahan (limbah) organik yang dapat dipercepat dengan bahan atau semacam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan dengan proses aerobik ( memerlukan udara / oksigen) atau anaerobik (tanpa udara).
Berikut
berbagai metode yang dapat dilakukan agar dapat mengolah limbah organik menjadi
kompos :
Pengomposan
dengan Campuran Pupuk Kandang
Alat dan
Bahan :
-
Ember, pot bekas, drum plastik atau media lainnya yang
dapat digunakan sebagai wadah kompos. Lubangi bagian bawah wadah dan letakkan di
tempat yang teduk dan dapat menyerap rembesan air.
-
Limbah organik (dedaunan, sayuran yang belum dimasak,
rumput kering dan lain sebagainya).
-
Pupuk kandang (Kotoran kambing, sapi, atau kelinci).
-
Saringan (ayakan).
Cara
pembuatan :
-
Potong-potong limbah organik menjadi bagian kecil 2 –
5 cm.
-
Campurkan hasil potongan dengan pupuk kandang dengan
perbandingan 3 : 1.
-
Masukkan bahan yang telah tercampur ke dalam wadah.
Bahan organik dapat juga ditambahkan dengan menggunakan larutan EM4 agar proses
pembusukan lebih cepat. Tutup campuran tersebut dengan tanah.
-
Kemudian siramlah bahan organik tersebut dengan air
secara merata agar bakteri dapat bekerja secara optimal. Kadar air yang
dianjurkan adalah 50 – 60 %. Penyiraman dilakukan hanya jika kadar air dalam
bahan tersebut kurang dari yang dianjurkan.
-
Aduk campuran setiap 2 minggu sekali secara berkala
agar campuran merata.
-
Untuk mendapatkan kompos yang siap pakai dibutuhkan
waktu sekitar 2 – 3 bulan.
-
Setelah semua hal diatas terlaksana, lakukan
pengayakan untuk memisahkan kompos yang halus dan yang kasar.
-
Kompos halus dapat digunakan untuk tanaman hias dan
tanaman kecil lainnya, sementara kompos kasar dapat digunakan untuk tanaman
buah-buahan atau tanaman besar lainnya.
-
Atau simpan kompos pada tempat yang aman dan
terlindung dari kemungkinan tumbuhnya jamur dan hal lain yang tidak diinginkan.
Pengomposan Menggunakan Drum Plastik
Pengomposan menggunakan drum plastik sangat cocok
diterapkan untuk mengolah sampah rumah tangga.
Bahan Dan Peralatan Yang Digunakan
- Ember atau drum plastik yang telah dimodifikasi (dibuat berlubang) dengan kapasitas minimum 100 kg.
- Bioaktivator cair (metode aerob) atau bioaktivator padat (metode anaerob).
- Bahan baku sampah organik (hindari daging, tulang, duri ikan, sisa makanan berlemak, susu, kotoran anjing, kucing, dan babi).
Cara Membuat
- Cacah bahan baku hingga berukuran 2-5 cm.
- Taburkan bioktivator Promi 0,5% ke atas bahan baku, aduk hingga tercampur rata.
- Siram dengan air hingga diperoleh kelembapan yang diinginkan (50-60%), langsung masukkan ke dalam drum plastik.
- Inkubasi selama 1-2 minggu, tergantung dari bahan bakunya.
- Pada hari ketiga atau hari kedelapan perlu dilakukan pengadukan atau pembalikkan secara manual agar aerasi di dalam drum berlangsung baik.
Proses Pembuatan Kompos Aktif
Ekspres (24 jam)
Bahan :
- Jerami kering, daun-daun kering, sekam, serbuk gergaji, atau bahan organik apa saja yang dapat difermentasi (20 bagian).
- Kompos yang sudah jadi (2 bagian).
- Dedak 1 bagian.
- Dectro disesuaikan dengan dosis (5 sendok makan).
- Air disesuaikan dengan dosis (20 liter).
Cara Membuat :
- Cacah atu giling bahan baku kompos hingga agak halus, lalu campurkan dengan dedak dan kompos yang sudah jadi.
- Larutkan Dectro ke dalam air.
- Siramkan secara merata larutan Dectro ke dalam campuran bahan baku sampai kadar airnya mencapai 45-50%.
- Tumpuk campuran bahan baku tersebut di atas ubin yang kering dengan ketinggian 30-35 cm, lalu tutup menggunakan karung goni.
- Pertahankan temperatur 40-600 C.
- Setelah 24 jam, kompos aktif ekspres selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.
Kelebihan Mengolah Sampah Organik
Berikut ini beberapa manfaat pembuatan kompos menggunakan sampah rumah
tangga.
- Mampu menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan.
- Mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat tinggal.
- Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat.
- Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA).
- Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
- Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan macet, banjir, tanah longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh serangga dan binatang pengerat.
Manfaat
Kompos
1. Meningkatkan kualitas tanah.
2. Menghemat biaya
untuk transportasi dan penimbunan limbah.
3. Mengurangi
jumlah limbah organik.
4. Meningkatkan
atau menciptakan nilai jual dari bahan asalnya.
5. Mengurangi pencemaran udara karena pembakaran limbah.
6. Mengurangi
kebutuhan lahan untuk penimbunan.
7. Memperbaiki
struktur dan karakteristik tanah.
8. Meningkatkan
kualitas hasil panen.
9. Menekan
pertumbuhan penyakit tanaman.
10. Menyediakan unsur hara bagi tanaman.
11. Meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan air.
Kekurangan Pupuk Kompos
1. Kandungan unsur
hara tidak bisa diketahui secara pasti
2. Kandungan unsur
hara lebih rendah dibandingkan dengan pupuk anorganik, sehingga jumlah pupuk
yang diperlukan lebih banyak dibandingkan dengan pupuk anorganik.
3. Tanaman lebih
lambat menyerap unsur hara dari kompos, dibandingkan dengan pupuk anorganik.
4. Proses pembuatan
yang tidak hati-hati dapat mengandung telur dan larva hama yang dapat merusak
kualitas kompos.
5. Dibutuhkan biaya
operasional untuk pengangkutan dan lainnya.
6. Terkadang masih
mengandung biji tanaman atau potongan rumput.
7. Respon tanaman
terhadap kompos lebih lambat dibandingan dengan pupuk anorganik.
0 comments:
Post a Comment